1. Konsep Sehat Beserta Dimensinya.
Semua orang di
dunia berjuang untuk mencapai satu keadaan dimana mereka dikatakan sehat. Lalu
sebenarnya apa arti sehat itu sendiri? Pengertian sehat pada umumnya
didefinisikan sebagai sesuatu yang berfokus pada jasmaniah, seperti bebas dari
penyakit atau tidak cacat dan kurang memperhatikan hal yang bersifat mental.
Konsep sehat itu
sendiri yang memang lebih banyakditemuii konsep tentang sakit, ini membuat
pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai
pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat
dan Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu
mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi
medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu meliahat sehat lebih
secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan
terhadap penyakit. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan (status)
sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu
keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet, 1994).
Sehat dapat
dikatakan, sutatu kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ), intelektual
(IQ)l, spritual (SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat
tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
1. Fisik
Diakatakan sehat
bila secara fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit,
tidak kekurangan sesuatu apapun
2. Emosi
Orang yang sehat
secara emosi dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan
mengekspresikan perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan.
Mampu mendidiplikan diri.
3. Intelektual
Dikatakan
sehat secara intelektual yaitu jika
seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas.
Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan
4. Spiritual
Sementara orang
yang sehat secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi
ketenangan jiwa dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya
jernih tidak melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran
sehingga bisa berpikir rasional
5. Sosial
Sehat secara
sosial dapat dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik
dengan sekitarnya.mampu untuk bekerja sama
2. Sejarah Kesehatan Mental
Ini merupakan
suatu pembahasan yang sangat luas, karena perkembangan kesehatan mental ini
terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu saya akan membahasnya secara singkat.
Sejarah
Kesehatan mental merupakan suatu cerminan pemahaman masyarakat tentang gangguan
mental dan tindakan yang diberikan. Ada
beberapa pandangan mesyarakat terhadap gangguan mental di dunia barat :
v
akibat kekuatan supranatural
v
dirasuki oleh roh/setan
v
dianggap kriminal karena memiliki derajat
kebinatangan yang besar
v
dianggap memilaiki cara berpikir irrasional.
v
Dianggap sakit
v
Merupaka reaksi terhadap tekanan/stress
maladaptif
v
Melarikan diri dari tanggung jawab
Zaman Prasejarah
Seperti apakah
penyakit mental yang dialami pada zaman purba? Ada suatu spekulasi bahwa beberapa gejala
penyakit mental saat ini sama dan sangat mirip dengan yang ada pada saat itu.
Pada zamannya, manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental
maupun fisik seperti infeksi arthritis, penyakit pernapasan dan usus. Tetapi
penyakit mental pada saat itu benar benar ditangani cara pandang mereka
adalah merawatnya sama seperti penyakit
fisik, karena berfikir bahwa mental dan fisik disebabkan oleh penyebab yang
sama, yakni roh-roh jahat, halilintar atau mantera-mantera musuh. Jadi tindakan
perawatan yang diberikan untuk penyakit bauk mental maupun fisik adalah seperti
menggosok, menjilat, menghisap, memotong dan membalut. Atau dengan cara lain
yang terpikirkan oleh kawan-kawannya, pemimpin-pemimpinnya, atau ia sendiri
seperti menggunakan salep, mantera, obat keras dan sihir.Tetapi masih
diperlakukan secara manusiawi.
Peradaban-peradaban Awal
Dalam peradaban
yang dikenal di Mesir, Mesopotamia , India, Cina dan lainnya sepanjang zaman
kuno (dari 5000 SM sampai 500 tahun M), penyakit mental mulai menjadi hal umum.
Di Mesopotamia, penyakit mental dihubungkan dengan roh atau setan dan
perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan magis agar setan keluar
dari tubuh si pasien. Sedangkan di Mesir, ilmu kedokteran agak lebih maju dan
rasional. Contohnya seperti yang otak digambarkan untuk pertama kalinya dan
diketahui juga peranannya dalam proses mental,dan disana juga dikembangkan
terapi untuk pasien berupa rekreasi dan pekerjaan,serta diterapkan juga
psikoterapi untuk mengobati penyakit mental. Sedangkan di Yahudi, penyakit
mental diartikan sebagai suatu hukuman dari Tuhan dan hanya diobati dengan
bertaubat. Tapi perhatian orang Yahudi juga memperhatikannya dari segi kemanusiaan
dan ilmu kedokteran, bahkan pada tahun 490 M didirikan rumah sakit di Yerusalem untuk para pasien
penyakit mental.Tapi sampai sejaarah modern belakangan ini, sumbangan sumbangan
yang besar terhadap kesehatan fisik dan mental manusia datang dari orang
Yunani. Beberapa pandangan dalam pemikiran Yunani yang sangat penting yaitu
dengan dilakukannya penelitian dan terminologi psikiatri modern.
Abad Pertengahan ( Abad Gelap)
Pada abad
pertengahan, gangguan mental tidak dianggap sebagai penyakit. Banyak kebiasaan
yang telah dilakukan dalam ilmu kedokteran sebelumnya tidak dilanjutkan,dan hal
yang lebih buruk seperti takhayul dan ilmu tentang setan malah dihidupkan
kembali. Exorcisme pada abad ini digunakan sebagai perawatan orang yang
mengalami gangguan mental. Yaitu dengan menggunakan mantra- mantra dan
jimat-jimat.pada tahun 1600an (dan sebelumnya) : Orang yang sakit secara mental
dahulu kala dianggap sebagai “orang yang kesurupan” yang mengalami gangguan mental dimasuki oleh
roh-roh. Maka dari itu penyembuhannyapun juga melalui healer, shaman atau
penyembuh yang lebih dikenal dengan istilah dukun.
Zaman Renaisans
Saat para pasien
sakit mental tenggelam dalam dunia takhayul, zaman ini tepatnya digambarkan
sebagai “terang dalam kegelapan”. Di Switzerland, mengakui penyebab rasional
penyakit mental dan menolak adanya kaitan dengan demonology. Di Prancis, lebih
menggunakan pendekatan yang manusia terhadapa para pasien sakit
mental,menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit
fisik.Tahun 1724 : Pendeta Cotton Mather menjelaskan masalah kejiwaan yang
menyebabkan gangguan yang terjadi di dalam tubuh sekaligus mematahkan takhayul
yang berkembang selama ini.
Abad XVII – Abad XX
Pada abad ini
masih merupakan proses peralihan dan pendekatan demonologis ke pendekatan
ilmiah terhadap penyakit mental karena memang tidak terjadi dalam waktu yang
singkat. Disini dipusatkan pada klasifikasi dan system, suatu hal yang mungkin
sama dengan analisis system. Kekangan-kekangan yang sangat kejam terhadap para pasien
sakit mental dan menyarankan agar memberikan perawatan yang manusiawi terhadap
orang-orang gila di Jerman sangat ditentang. Tahun 1812 : Benjamin Rush menjadi
orang pertama yang mencoba menangani penyakit mental secara manusiawi. Llu itu
di Inggris, muncul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa dengan
perkembangan teori dan teknik untuk menangani orang sakit jiwa ini di rumah
sakit. walaupun dalam prakteknya sering mengalami kegagalan sehingga lambat
launpun muncul masa terapi pesimisme.Tahun 1908 : Clifford Beers yang pernah
menjadi pasien rumah sakit jiwa dengan penanganan yang benar maupun yang salah
mengeluarkan buiku “A Mind That Found Itself”. Buku tersebut langsung
memberikan efek yaitu menyebarkan visinya mengenai gerakan kesehatan mental.
Beers lalu mendirikan Masyarakat Connecticut
yang merupakan akar dari Asosiasi Kesehatan Mental Nasional. Dan pada tahun
1950 diteruskan untuk melanjutkan
mendidik publik Amerika pada isu-isu kesehatan mental dan mempromosikan
kesadaran akan kesehatan mental.
4. PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL
v
Orientasi
Klasik
Orientasi klasik yang umumnya
digunakan dalam kedokteran termasuk psikiatri mengartikan sehat sebagai kondisi
tanpa keluhan, baik fisik maupun mental. Orang yang sehat adalah orang yang
tidak mempunyai keluhan tentang keadaan fisik dan mentalnya. Sehat fisik
artinya tidak ada keluhan fisik. Sedang sehat mental artinya tidak ada keluhan
mental. Dalam ranah psikologi, pengertian sehat seperti ini banyak menimbulkan
masalah ketika kita berurusan dengan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa
yang gejalanya adalah kehilangan kontak dengan realitas. Orang-orang seperti
itu tidak merasa ada keluhan dengan dirinya meski hilang kesadaran dan tak
mampu mengurus dirinya secara layak. Pengertian sehat mental dari orientasi
klasik kurang memadai untuk digunakan dalam konteks psikologi. Mengatasi
kekurangan itu dikembangkan pengertian baru dari kata ‘sehat’. Sehat atau
tidaknya seseorang secara mental belakangan ini lebih ditentukan oleh kemampuan
penyesuaian diri terhadap lingkungan. Orang yang memiliki kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat digolongkan sehat mental.
Sebaliknya orang yang tidak dapat menyesuaikan diri digolongkan sebagai tidak
sehat mental.
v
Orientasi
Penyesuaian Diri
Dengan menggunakan orientasi
penyesuaian diri, pengertian sehat mental tidak dapat dilepaskan dari konteks
lingkungan tempat individu hidup. Oleh karena kaitannya dengan standar norma
lingkungan terutama norma sosial dan budaya, kita tidak dapat menentukan sehat
atau tidaknya mental seseorang dari kondisi kejiwaannya semata. Ukuran sehat
mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya.
Seseorang yang dalam masyarakat tertentu digolongkan tidak sehat atau sakit
mental bisa jadi dianggap sangat sehat mental dalam masyarakat lain. Artinya
batasan sehat atau sakit mental bukan sesuatu yang absolut. Berkaitan dengan
relativitas batasan sehat mental, ada gejala lain yang juga perlu
dipertimbangkan. Kita sering melihat seseorang yang menampilkan perilaku yang
diterima oleh lingkungan pada satu waktu dan menampilkan perilaku yang
bertentangan dengan norma lingkungan di waktu lain. Misalnya ia melakukan
agresi yang berakibat kerugian fisik pada orang lain pada saat suasana hatinya
tidak enak tetapi sangat dermawan pada saat suasana hatinya sedang enak. Dapat
dikatakan bahwa orang itu sehat mental pada waktu tertentu dan tidak sehat
mental pada waktu lain. Lalu secara keseluruhan bagaimana kita menilainya?
Sehatkah mentalnya? Atau sakit? Orang itu tidak dapat dinilai sebagai sehat
mental dan tidak sehat mental sekaligus.
Dengan contoh di atas dapat kita
pahami bahwa tidak ada garis yang tegas dan universal yang membedakan orang
sehat mental dari orang sakit mental. Oleh karenanya kita tidak dapat begitu saja
memberikan cap ‘sehat mental’ atau ‘tidak sehat mental’ pada seseorang. Sehat
atau sakit mental bukan dua hal yang secara tegas terpisah. Sehat atau tidak
sehat mental berada dalam satu garis dengan derajat yang berbeda. Artinya kita
hanya dapat menentukan derajat sehat atau tidaknya seseorang. Dengan kata lain
kita hanya bicara soal ‘kesehatan mental’ jika kita berangkat dari pandangan
bahwa pada umumnya manusia adalah makhluk sehat mental, atau ‘ketidak-sehatan
mental’ jika kita memandang pada umumnya manusia adalah makhluk tidak sehat
mental. Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental perlu dipahami
sebagai kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan. Penentuan derajat
kesehatan mental seseorang bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga
berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam
lingkungannya.
v
Orientasi
Pengembangan Potensi
Seseorang dikatakan mencapai taraf
kesehatan jiwa, bila ia mendapat
kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia
bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Dalam psiko-terapi
(Perawatan Jiwa) ternyata yang menjadi pengendali utama dalam setiap tindakan
dan perbuatan seseorang bukanlah akal pikiran semata-mata, akan tetapi yang
lebih penting dan kadang-kadang sangat menentukan adalah perasaan. Telah
terbukti bahwa tidak selamanya perasaan tunduk kepada pikiran, bahkan sering
terjadi sebaliknya, pikiran tunduk kepada perasaan. Dapat dikatakan bahwa
keharmonisan antara pikiran dan perasaanlah yang membuat tindakan seseorang
tampak matang dan wajar.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa tujuan Hygiene mental atau kesehatan mental adalah mencegah
timbulnya gangguan mental dan gangguan emosi, mengurangi atau menyembuhkan
penyakit jiwa serta memajukan jiwa. Menjaga hubungan sosial akan dapat
mewujudkan tercapainya tujuan masyarakat membawa kepada tercapainya
tujuan-tujuan perseorangan sekaligus. Kita tidak dapat menganggap bahwa
kesehatan mental hanya
sekedar usaha
untuk mencapai kebahagiaan masyarakat, karena kebahagiaan masyarakat itu tidak
akan menimbulkan kebahagiaan dan kemampuan individu secara otomatis, kecuali
jika kita masukkan dalam pertimbangan kita, kurang bahagia dan kurang menyentuh
aspek individu, dengan sendirinya akan mengurangi kebahagiaan dan kemampuan
sosial.
4. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT MENURUT
1. Psikoanalisa
2. Behavioristik
3. Humanistik :
- Allport
- Rogers
- Maslow
- Fromn
3 aliran tersebut pasti sudah sering
kita dengar, mungkin sebagian orang yang bukan latar belakang psikologi ada
yang tahu dan ada juga yang tidak mengenal 3 aliran diatas, tapi untuk
mahasiswa psikologi pasti sudah sering mendengar ketiga aliran tersebut. Saya
akan menulisakan Kepribadian Sehat menurut Psikoanalisa dan Behavioristik saja.
Apakah itu kepribadian sehat?
Bagaimana tingkah laku, pikiran, serta perasaan orang memilki kepribadian
sehat?
Sebagian besar orang Amerika
mencari-cari dalam kelompok, menyelidiki, dan menyingkapkan diri batiniah (dan
badan) mereka dalam sensitivity session, dan sejumlah bentuk encounter therapy
lainnya. Pokok dari geerakan yang sangat populer ini adalah menemukan suatu
kepribadian yang sehat. Tekanan yang tidak begitu banyak pada penyembuhan
konflik-konflik yang ada hubungannya dengan masa kanak-kanak dan luka-luka
emosional masa lampau dibandingakan dengan pada pelepasan sumber-sumber yang
tersembunyi dari bakat, kreativitas, dan dorongan. Yang maksudnya adalah ke
arah apa seseorang dapat menjadi, bukan kearah apa telah terjadi.
1. Psikoanalisa
Psikoanalisis
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Aliran
psikoanalisa melihat manusia dari sisi negatif, alam bawah sadar (id, ego,
super ego), mimpi dan masa lalu. Aliran ini mengabaikan Potensi yang dimiliki
oleh manusia. Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan
pengalaman-pengalaman dini.
Kepribadian
Sehat Psikoanalisa:
Pada alam pikiran tidak sadar dan
kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak-anak yang traumatis.
Individu
bersifat egois, tidak bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
Manusia sebagai
homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
Motif-motif dan
konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
Manusia didorong
oleh dorongan seksual agresif
Perkembangan
dini penting karena masalah-masalah kepribadian berakar pada
konflik-konflik
masa kanak-kanak yang direpresi.
Dalam aliran Psikoanalisa ini bisa
dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak.
Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar
(id,ego,superego, mimpi dan masa lalu.
Pandangan kaum psikoanalisa, hanya
memberi kepada kita sisi yang sakit atau kurang, ‘sisi yang pincang’ dari
kodrat manusia, karna hanya berpusat pada tingkah laku yang neuritis dan
psikotis.
Sigmund freud dan orang-orang yang
mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional,
bukan kebribadian yang sehat; atau kebribadian yang paling buruk dari kodrat
manusia, bukan yang paling baik.
Jadi, aliran ini memberi gambaran
pesimis tentang kodrat manusia, dan manusia dianggap sebagai korban dari
tekanan-tekanan biologis dan konflik
masa kanak-kanak.
2. Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah
sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage danBerliner tentang perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran behaviorisme memperlakukan
manusia sebagai mesin, yaitu di dalam suatu system kompleks yang bertigkah laku
menurut cara-cara yang sesuai dengan hukum. Dalam pandangan kaum behavioris,
individu digambarkan sebagai suatu organisme yang bersifat baik, teratur, dan
ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup,
berkreativitas, seperti alat pengatur panas.
Kepribadian
sehat behavioristik :
Manusia adalah
makhluk perespon; lingkungan mengontrol perilaku.
Manusia tidak
memiliki sikap diri sendiri
Mementingkan
faktor lingkungan
Menekankan pada
faktor bagian
Menekankan pada
tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
Sifatnya mekanis
mementingkan masa lalu
Manusia
diperlukan sebagai mesin, layaknya alat pengatur panas yang mengatur semuanya.
Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari
luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu : tersusun
baik, teratur dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, kegembiraan
hidup dan krativitas.
Jadi, manusia dilihat oleh para
behavioris sebagai orang-orang yang memberikan respons secara pasif terhadap
stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap tidak memiliki diri sendiri.
Suatu tipe orang yang berbeda dari
apa yang digambarkan oleh behaviorisme dan psikoanalisis, bentuk-bentuk
psikologi tradisional. Behaviorisme memperlakukan manusia sebagai suatu mesin ,
“ suatu sistem kompleks yang bertingkah laku menurut cara-cara yang sesuai
dengan hukum. Individu digambarkan sebagai suatu ot=rganisme yang tersusun
baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas,
kegembiraan hidup, dan kreativitas, seperti suatu alat pengatur panas.
Psikoanalisis telah memberi kepada
kita hanya sisi sakit atau pincang dari kodrat manusia karena hanya berpusat
pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang
mengikuti ajarannya mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional,
bukan kepribadian yang sehat, yang paling buruk dari kodrat manusia, bukan yang
paling baik.
Baik behaviorisme maupun
psikolanalisis tidak berbicara mengenai potensi kita untuk bertumbuh, keinginan
kita untuk menjadi lebih baik atau lebih banyak dari yang ada.
v
Pendapat
Allport tentang kesehatan mental
Allport percaya bahwa orang-orang
yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar (kekuatan
yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi). Orang-orang yang sehat tidak
didorong oleh konflik-konflik tidak sadar . individu yang sehat berfungsi pada
tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dia
dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol
oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian kita
adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi
dan impian. Manusia didorong untuk mereduksikan tegangan-tegangan, menjaga
supaya tegangan-tegangan berada pada tingkat yang paling rendah dan menjaga
satu keadaan keseimbangan homeostatis internal atau “homeostatis”.
Manusia yang sehat memiliki
kebutuhan akan sensasi-sensasi dan tantangan tantangan yang bervariasi. Orang
yang sehat didorong ke depan oleh suatu visi masa depan, dan visi itu
menyatukan kepribadiannya dan membawa orang itu ke tingkat stress yang lebih
tinggi.
Menurut Allport, kebahagiaan
bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi
kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang
dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai.
Orang-orang yang matang dan sehat tidak puas apabila dalam melakukan sesuatu
hanya dalam taraf sedang atau memadai, mereka baru merasa puas apabila
melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.
v
Pendapat
Carl Roger tentang kesehatan mental
A. Perkembangan kepribadian “self”
Dalam masa kecil, anak mulai
membedakan, atau memisahkan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain
– lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya
penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk
membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua
benda yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk
suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu
mengembangkan suatu “pengertian diri” (self-concept). Dan self concept sangat
dipengaruhi oleh peran sang ibu
B. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
Cara-cara khusus bagaimana anak itu
berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta
yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu diri itu berkembang, anak
itu juga belajar bagaimana membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan
positif” (positive regard).
Positive
regard,suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki semua manusia; semua
anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak semua anak
menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Akan puas jika menerima
cinta, kasih sayang, dan persetujuan dari orang lain. Apakah anak itu kemudian
akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat tergantung pada sejauh manakah
kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
C. Ciri – ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Hal pertama dikemukakan tentang
versi rogers
mengenai kepribadian sehat, yakni kepribadian yang sehat itu bukan suatu
keadaan dari ada, melainkan suatu proses.
Hal kedua
tentang akulturasi diri adalah aktualisasi diri merupakan suatu proses yang
sukar dan kadang – kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian,
rentangan dan pecutan terus – menerus terhadap semua kemampuan seseorang.
Hal yang ketiga
orang – orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka benar – benar diri
mereka sendiri. Mereka tidak bersembuny di dalam topeng – topeng atau kedok –
kedok, yang berpura – pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau
menyembunyikan sebagian iri mereka.
Disamping ulasan
– ulasan yang umum ini, rogers memberikan lima sifat orang yang
berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organisme orang sendiri
d. Perasaan
bebas
e. Kreatifitas
v
Pendapat
Abraham Maslow tentang kesehatan mental
Seperti yang disebutkan diatas,
menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi,
maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis.
Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu
mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi
potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka.
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka
berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis
“Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti
memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan
berusaha.
Menurut Maslow, syara untuk mencapai
aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela
disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang
pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta
kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul
kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita juga tidak membutuhkan
kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat
membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat penting
yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen tertentu.
v
Pendapat
Abraham Maslow tentang kesehatan mental
Menurut Erich Fromm, manusia adalah
makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi
yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial.
Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat.
Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat
yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Menurut Fromm,
ada lima watak
sosial di dalam masyarakat:
1) Penerimaan
(receptive)
2) Penimbunan
(hoarding)
3)
Penjualan/pemasaran (marketing)
4)
Penghisapan/pemerasan (exploitative)
5) Produktif
(productive)
Dari kelima watak sosial ini yang
benar-benar tepat dan sehat hanyalah watak produktif karena watak produktif
didorong oleh cinta dan akal budi dan dapat membantu perkembangan dan
pertumbuhan pribadi dan masyarakat.
Masyarakat yang
baik itu perlu ditopang dengan cinta. Oleh karena itu, Fromm menyebutkan 5 tipe
yang berbeda tentang cinta, yaitu:
1) Cinta
persaudaraan
2) Cinta keibuan
3) Cinta erotik
4) Cinta diri
5) Cinta ilahi
Menurut Fromm, cinta sangat penting
untuk membangun dunia yang lebih baik sebab yang dicari setiap orang di dalam
masyarakat bukan penderitaan.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang
sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai
dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta
dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup
seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang
dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is
being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
mampu mencintai
dan dicintai,
mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
mampu hidup
bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
mampu menjaga
jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
memiliki watak
sosial yang produktif.
Sumber :
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta :
Kanisius
http://hanasukachelseabgd.blogspot.com/2009/10/perbedaan-teori-kepribadian-sehat.html
Semiun,
Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta :
Kanisius
Bagus Takwin
staff UI
http://www.gunadarma.ac.id
http://www.studentsite.gunadarma.ac.id
dan lai